Posts

Showing posts from November, 2015

Berita Baik Musnahnya Amaryllis

Image
A blessing in disguise , selalu ada hikmah di setiap kejadian. Hal yang mungkin terlihat buruk bagi sebagian pihak, belum tentu sama buruknya mata orang lain. Bisa jadi malah sebaliknya. Hehe. Misal, berita yang sedang viral di Indonesia tentang rusaknya taman bunga "Amaryllis". Bagi saya, kejadian ini justru mendatangkan pelajaran tersendiri. Apa itu? Setidaknya saya jadi tahu kalau: 1. Nama lain bunga ini adalah 'Lili Hujan'. Itu juga efek baca berita :D  2. Bunga yang dijadikan nama salah satu hotel di kampus IPB, ternyata begitu bentuknya. *atuh lah, Er -_-. Andai kasus-rusaknya-kebun-lili itu nggak ada, mesti nggak akan pernah tahu bagaimana bentuk dan rupanya. Indah banget ternyata ><. Sumber: www.express.co.uk Siapa sih yang nggak mau mengabadikan momen spesial bersama si cantik ini? Kalau posisi saya lagi di tanah air, mungkin bakalan niat juga naik kereta ke Gunung Kidul demi selfie di taman bunganya. Betewe, adakah rute kereta langsung me

Pak Ali

Satu, dua, tiga, empat, lima.. "Jadi, apa nama rantainya, Mel?" Gelegar suara Pak Ali memecah keheningan kelas. Meski dalam banyak kesempatan ia dikenal sebagai sosok yang humoris, tetap saja mengerikan saat berhubungan dengan mata pelajaran yang diampunya, kimia. Tak ada seorang pun yang berani menatap ke depan kelas. Semua siswa berpura-pura sibuk dengan catatan masing-masing. "Yang nunduk saya tunjuk." tingkahnya lagi. Demi perkataan yang terdengar bagai ancaman bagi mereka, murid kelas 7B sontak mengangkat kepala dari meja. "Aaah Bapaaaaakkk...!" Lelaki bertubuh tinggi besar itu terkekeh. Memperbaiki posisi kacamata di hidung bengkoknya. Sementara peci hitam dibiarkan terpasang miring. Hari ini bukan Jum'at, tapi topi itu menempel awet hampir setiap hari disana. Pak Ali dan peci hitam bak siam tak terpisahkan. Dari Imel, kini sudut matanya beralih kepada Galih. Membuat yang ditatap bergidik aneh. "Apa ini namanya, Galih?" Imel

Salam dari Balon

"Assalamu'alaikum.." "Betul ini dengan Mba Erna?" Kali ke sekian pesan masuk dari nomor tidak dikenal. Plus ninety . Kode negara Turki, kan? Tapi siapa? "Wa'alaykumussalam. Iya, ada yang bisa dibantu?" +90xxxxxxxxxx is typing.. ... Lalu, entah bagaimana ceritanya malam itu aku begitu sibuk mengacak-acak seisi lemari. Mengeluarkan habis barang dari koper mungil berwarna coklat. Menatap silih berganti tas punggung di atas kasur, hitam atau  kuning? "Teteh mau kemana sih, kok nggak ajak-ajak kita?" "Iya. Giliran kita mau ujian aja, malah pergi. Teteh mah gitu orangnya.." Hanya empat hari. Semoga saja tiga setel baju akan cukup untuk bekal perjalanan. Dan karena ini belum masuk musim dingin, seharusnya cuaca di sana akan baik-baik saja. Kutumpuk jaket di atas koper yang telah terkunci. Meletakkan tas kuning loreng tepat di sampingnya, di kursi.   Wajah-wajah itu masih tertekuk masam. Jika bukan karena ujian tengah

ISIS, Al Qaeda Era Baru?

Setelah tragedi Paris (13/11) yang menewaskan setidaknya 129 orang dan 350 lain luka-luka, adalah hal yang wajar jika pemerintahan terkait melakukan "serangan balasan" kepada pelaku kejahatan. Siapa lagi jika bukan (terduga) ISIS? Kalau dicermati kronologisnya: 1. Setelah serangan bom Paris, ISIS mengakui menjadi dalang dibalik kejadian. Penemuan paspor anti ledakan atas nama warga negara Suriah menambah kuat dugaan bahwa terorisme dimotori oleh seorang Islam dari kelompok ISIS.     2. ISIS mengklaim wilayah Raqqah sebagai "pusat pemerintahan" mereka di Suriah. 3. Pasca #ParisAttack, pemerintah Prancis (15/11) mengirimkan 12 pesawat tempur dan 10 pesawat bomber ke Raqqah. Hasilnya? Akibat 30 serangan udara yang dilancarkan, warga sipil justru menjadi korban utama. Stadium, klinik dan rumah sakit tidak luput dari kerusakan. 4. Berasa nonton dagelan. Jalan cerita yang terlalu 'sederhana' dan klasik. ISIS menyerang Paris, lalu mengaku sebagai pelakun

#ParisAttack

Diantara ratusan mayat bergelimpangan, Kenapa hanya ia yang masih utuh tersisa? Diantara puing batuan dan hancurnya bangunan, Mengapa masih saja awet tanpa cela? Diantara dahsyatnya ledakan dan deru peluru di udara, Bagaimana bisa tetap bersih tak bernoda? Nyaris tanpa luka. Benar, dia selamat. Tapi mengapa hatiku begitu pilu, Ibu? " Syrian passport has been found on the suicide bomber terrorist body.." November 13th_

Salju Pertama

Hari itu memasuki bulan kedua musim dingin di Izmir. Tak seperti kota lain yang kerap diguyur salju dalam dua minggu bahkan sebulan terakhir, Izmir diliputi angin dingin. Jika kau buka jendela kamar asrama di pagi hari, hanya gemuruh angin yang akan terdengar. Sesaat, suara ini tak ubahnya bising lalu lalang mobil di jalan tol. Aku serius.  Tepat pukul delapan. Aku dan Mesye memutuskan untuk mengambil sarapan lebih awal. Hulya masih tertidur lelap di kamar. Sementara Nera sudah berangkat TOMER 1 sejak pagi buta. Aku beruntung karena kelas TOMER di Ege dimulai pukul sepuluh setiap harinya, hanya perlu dua puluh menit jalan kaki atau lima menit dengan bus servis kampus. Berbeda dengan Nera yang harus selalu berangkat lebih pagi bahkan di tengah hawa d ingin mencekam seperti beberapa hari terakhir.  Kantin asrama kami tidak besar, tapi juga tidak terlampau kecil. Setidaknya cukup untuk menampung tiga puluhan orang, kurasa. Setelah mengambil dua buah po ğ aca 2 , selai coke