Posts

Showing posts from February, 2017

Hitam Putih Beasiswa Turki: H.I.T.A.M.

Image
WARNINNGG!! Ulasan berikut mengandung curhat pahit tingkat tinggi. No tipu tipu. Diekstrak dari berbagai pengalaman mahasiswa penerima beasiswa TB dari berbagai kota di Turki. Membaca tulisan ini akan membuat semangat anda (terutama yang terlanjur daftar) menjadi kendur, mendadak hilang nafsu makan, gelisah serta galau berkepanjangan dan mimpi buruk selama beberapa malam ke depan. SANGAT TIDAK disarankan untuk dibaca oleh calon mahasiswa bermental tempe! Masih mau baca? Segala bentuk keracunan di luar tanggung jawab penulis. = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = Sumber gambar di sini Selamat tengah malam waktu Turki, pejuang beasiswa! *niat banget taktiktuk ngetik malem-malem begini. Lumayan lah biar nambah sensasi serem angker tulisannya, hihi. Gimana yang yang post-graduate, udah pada daftar beasiswa Turki kan, kemarin? Semoga nggak nyesel ya setelah baca postingan ini 😛. Buat adek-adek S1, plis jang

Hitam Putih Beasiswa Turki: PUTIH

Image
Halo, pejuang beasiswa! Menyambung postingan  sebelumnya , kali ini saya akan membagikan sedikit (banyak sih, wkwk) kisah putih, keunggulan, kabar baik (apapun lah istilahnya) seputar Beasiswa YTB. Yeayy..! Jadi, ada beberapa alasan kenapa YTB Scholarship/ Türkiye Bursları (selanjutnya disingkat TB) ini bisa dan wajib banget masuk ke dalam daftar negara tujuan beasiswa kamu. Here we go! 1. TB adalah satu-satunya beasiswa lintas negara yang semua urusan perbeasiswaannya diambil alih langsung oleh lembaga. Mulai tiket berangkat dari tanah air, pendaftaran ke universitas tujuan, pembayaran SPP, pendaftaran kelas pengantar bahasa, penyediaan tempat tinggal berupa asrama (dengan jatah dua kali makan gratis per hari), asuransi kesehatan sampai tiket kembali pulang ke Indonesia! Semuanya. Uang jajan bulanan? Pasti dapat dong. Pokoknya semua beres. Kita tinggal duduk manis dan belajar dengan benar.

Euforia Pilgub DKI: AHY, pahlawan atau penjahat sejarah?

Image
Pilgub 15 Februari kemarin nyoblos, Er? Enggak. Kamu orang Jakarta? Bukan juga. Terus? Cuma pengen nulis. Itu aja. . . Yang merayakan pesta demokrasi terbesar baru-baru ini boleh jadi hanya ibu kota, tapi gaungnya..beuh sampai kemana-mana! Termasuk Turki ini. Meski nggak tahu komplit tentang kondisi riil selama masa pemilu dan pencoblosan, timeline sosmed sudah cukup memberikan gambaran seperti apa euforia pelaksanaan pilgub di Jakarta. Apalagi kalau bukan fitnah, hate speech, tweet jahat, komentar miring, akun-akun siluman, pencitraan, dlsb. Jangan tanya soal debat. Saya yakin teman-teman di Indonesia lebih tahu bagaimana persisnya. Saling serang antar kubu calon adalah hal biasa. Lumrah. Kalau nggak ngotot, nggak rame. Sepi bahan berita, turun rating media. Btw, hasil perhitungan suara sudah resmi diumumkan belum? Penasaran aja sih walaupun rilis hasil quick count masing-masing pihak sudah berseliweran dimana-mana. Kabarnya calon 2 sama 3 unggul ya? Fix! dua putaran bera

Hitam Putih Beasiswa Turki: INTRO

Image
Beberapa kali saya sempat diminta untuk sharing tentang kebeasiswaan khususnya Beasiswa Turki. Judulnya motivasi, sudah tentu ya konten yang saya sampaikan adalah seputar fakta baik-baiknya saja. Ibarat kata bikin film, maka yang saya pertontonkan adalah hasil jadinya. Tapi episode behind-the-scene dan realitas fakta di belakangnya? Hanya Allah dan saya yang paham. Mau tahu rasa aslinya kuliah di luar negeri? Babak belur, cuy! ðŸ˜‚. Adug lajer kalau istilahnya orang Sunda. Kembali ke topik motivasi. Berhubung kalau diminta jadi pengisi acara *eaa* waktunya terbatas pake banget, jadi nggak semua kisah lengka seputar perbeasiswaan bisa disampaikan. Ujung-ujungnya? Merasa bersalah sendiri deh karena informasi nggak berimbang. Imbasnya? Saya menjadi orang ke sekian yang memberikan bayangan semu tentang: kuliah di luar negeri itu enak lho! atau tentang anggapan bahwa berburu beasiswa itu gampang sekali. Oh, say that again?. Let me tell you, my dears .

Innalillahi..

Image
Sumber gambar di sini "Teteh masih ingat sama Ustadz Didi?" Tanya mamah dari seberang telepon dua hari lalu. Saya terdiam sesaat, berusaha mengingat. Hampir sepuluh tahun tidak tinggal di Bandung (kecuali momen liburan), bukan perkara mudah mengingat satu persatu orang yang tidak pernah ditemui selama itu. "Itu lho anaknya alm. Abah Endi yang jualan bajigur waktu Teteh kecil. Ingat? Kemarin baru aja wafat, sakit." "Innalillahi wa inna ilayhi raaji'un.." Sebenarnya hingga detik terakhir berita itu terdengar, saya belum tahu persis siapa sosok yang diceritakan mamah. Tapi kabar duka semacam ini selalu saja membuat saya tertegun.